The Concept of Wara in the Study of Ascetic Life and Piety in Tafsir At-Tustari
DOI:
https://doi.org/10.54801/205qvm16Keywords:
Wara', Asketis, At-TustariAbstract
Kata wara sering disalahartikan menjadi perilaku menghindari dunia dan hanya fokus pada akhirat semata. Akibatnya terjadi ketidakseimbangan pada tataran implementasi, terlalu condong akhirat namun abai dalam dunia. Sekurang-kurangnya hal ini menimbulkan mis-konsepsi terkait wara yang sebenarnya. Terutama dalam konteks kehidupan asketis sering terjadi kesalahpahaman. Oleh sebab itu judul dari penelitian ini adalah "Konsep Wara dalam Kajian Kehidupan Asketis dan Ketaqwaan dalam Tafsir At-Tustari". Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis isi. Penelitian ini menggunakan teori sufistik oleh Al-Junaid Al-Baghdadi. Hasil penelitian menunjukan bahwa At-Tustari memaknai wara sebagai sikap hati-hati dalam menjauhi dosa dan perbuatan yang dapat merusak hubungan dengan Allah. Baginya wara adalah tingkat kesadaran yang tinggi terhadap halal dan haramnya, bahkan dalam hal-hal yang diragukan atau bersifat syubhat (tidak jelas status hukumnya) Konsep wara dalam Tafsir At-Tustari bukan hanya tentang menjauhi dunia, tetapi juga tentang pengendalian diri dan kebijaksanaan dalam kehidupan sehari-hari. Konsep wara dalam Tafsir At-Tustari menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat, serta mengajarkan kehati-hatian dan kesadaran moral dalam setiap tindakan.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Silmi Nurfadilah, Muhammad Husein

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.